Pelayaran Perdana RMS Titanic
Keberangkatan dan pelayaran ke barat
Pada hari Rabu 10 April 1912, pelayaran perdana Titanic dimulai. Setelah embarkasi awak kapal, penumpang mulai tiba pukul 09.30 ketika kereta kapal London and South Western Railway dari stasiun Waterloo London tiba di stasiun kereta api Southampton Terminus di sisi dermaga, tepat di samping tempat berlabuhnya Titanic.
Jumlah penumpang Kelas Tiga yang besar menandakan mereka yang berhak
naik pertama, diikuti penumpang Kelas Satu dan Dua selama satu jam
sebelum keberangkatan. Para petugas menunjukkan kabin-kabin mereka dan
penumpang Kelas Satu secara pribadi disambut oleh Kapten Smith.
Penumpang Kelas Tiga diperiksa kesehatan dan cacat fisiknya yang
mungkin mengakibatkan mereka ditolak masuk Amerika Serikat – bukan
sesuatu yang ingin dilihat White Star Line, karena penumpang-penumpang
tersebut harus diangkut kembali melintasi Atlantik. 922 penumpang tercacat menaiki Titanic di Southampton. Penumpang lainnya dijemput di Cherbourg dan Queenstown.
Pelayaran perdananya dimulai tepat waktu pada siang hari. Sebuah kecelakaan nyaris dihindari beberapa menit kemudian ketika Titanic berlayar di samping kapal SS City of New York dan Oceanic
yang sedang berlabuh. Bobot raksasanya mengakibatkan kapal-kapal kecil
tersebut terangkat oleh gelombang air yang besar dan jatuh ke lembah
gelombang. Kabel labuh New York tidak sanggup menghadapi tegangan mendadak dan putus, sehingga kapal tersebut berayun buritan dulu ke arah Titanic. Kapal tunda di dekatnya, Vulcan, berusaha mengendalikan New York dan Kapten Smith memerintahkan agar mesin-mesin Titanic "dimundurkan penuh". Kedua kapal menghindari tabrakan dengan beda jarak sekitar 4 kaki (1.2 m). Insiden ini menunda keberangkatan Titanic selama satu jam, sementara New York yang hanyut berhasil dikendalikan.
Setelah berlayar dengan selamat melintasi serangkaian gelombang pasang dan selat di Southampton Water dan Solent, Titanic berlayar ke Selat Inggris. Kapal ini berlayar menuju pelabuhan Cherbourg di Perancis sejauh 77 mil laut (89 mi; 143 km). Cuaca saat ini berawan, agak baik namun dingin dan mendung. Karena Cherbourg tidak memiliki fasilitas dermaga untuk kapal seukuran Titanic, kapal tender dipakai untuk mentransfer penumpang dari daratan ke kapal. White Star Line mengoperasikan dua kapal di Cherbourg, SS Traffic dan SS Nomadic. Keduanya dirancang sedimikian rupa sebagai kapal tender untuk kapal kelas Olympic dan diluncurkan tidak lama setelah Titanic (Nomadic saat ini adalah satu-satunya kapal White Star Line yang masih beroperasi). Empat jam setelah Titanic
meninggalkan Southampton, kapal tiba di Cherbourg dan disambut oleh
kapal-kapal tender. 274 penumpang naik kapal dan 24 lainnya tinggal di
kapal tender untuk diangkut kembali ke daratan. Proses ini berjalan
selama 90 menit dan pada pukul 20.00 Titanic bongkar sauh dan berangkat ke Queenstown dengan cuaca dingin dan berangin.
Pada pukul 11.30 hari Kamis 11 April, Titanic tiba di Cork Harbour di Irlandia selatan. Cuaca agak berawan namun relatif hangat dengan angin dingin. Lagi-lagi fasilitas dermaga yang ada tidak muat dengan ukuran kapal, dan kapal tender dipakai untuk membawa penumpang ke Titanic.
113 penumpang Kelas Tiga dan tujuh penumpang Kelas Dua naik kapal,
sementara tujuh lainnya tinggal. Di antara penumpang yang naik adalah
Bapa Francis Browne, seorang pengikut Jesuit, yang juga seorang fotografer dan mengambil banyak foto di dalam Titanic,
termasuk foto terakhir kapal yang pernah diketahui. Keberangkatan tidak
resmi juga ada ketika seorang awak kapal, tukang api John Coffey, warga
asli Queenstown, menyelinap masuk kapal dengan bersembunyi di bawah
kantung surat yang akan diangkut ke daratan. Titanic bongkar sauh untuk terakhir kalinya pada pukul 13.30 dan berlayar ke barat melintasi Atlantik
Setelah meninggalkan Queenstown, Titanic menyusuri pesisir Irlandia hingga Fastnet Rock,kira-kira sejauh 55 mil laut (63 mi; 102 km). Dari sana, kapal ini
berlayar sejauh 1.620 mil laut (1,860 mi; 3,000 km) mengikuti rute Lingkaran Besar
melintasi Atlantik Utara untuk mencapai titik di samudra yang dikenal
sebagai "sudut" di tenggara Newfoundland, tempat kapal-kapal uap yang
berlayar ke barat melakukan perubahan arah pelayaran. Posisi Titanic
hanya beda beberapa jam dari sudut tersebut, yang berada di jalur loksodrom
sejauh 1.023 mil laut (1,177 mi; 1,895 km) menuju Nantucket Shoals
Light, ketika kapal mengalami tabrakan fatal dengan gunung es.Jalur terakhir pelayaran adalah sejauh 193 mil laut (222 mi; 357 km) menuju Ambrose Light dan akhirnya tiba di New York Harbor.
Tiga hari pertama pelayarannya dari Queenstown berlalu tanpa kecelakaan. Mulai 11 April hingga siang tampak setempat keesokan harinya, Titanic
telah berlayar sejauh 484 mil laut (557 mi; 896 km); hari selanjutnya,
519 mil laut (597 mi; 961 km); dan pada siang hari terakhir
pelayarannya, 546 mil laut (628 mi; 1,011 km). Sejak itu sampai waktu
tenggelamnya, kapal ini telah berlayar sejauh 258 mil laut (297 mi;
478 km) dengan kecepatan rata-rata 21 knot (24 mph; 39 km/jam).
Cuaca saat kapal meninggalkan Irlandia cerah dengan langit berawan dan
angin haluan. Suhu sejuk sepanjang Sabtu 13 April, tetapi keesokan
harinya Titanic melewati front cuaca dingin dengan angin kencang dan gelombang setinggi 8 kaki (2.4 m). Cuaca buruk tersebut mereda seiring waktu sampai Minggu sore 14 April, cuaca cerah, tenang, dan sangat dingin.
Titanic menerima serangkaian peringatan dari kapal-kapal lain akan keberadaan es hanyut di wilayah Grand Banks of Newfoundland. Meski begitu, kapal ini terus berlayar dengan kecepatan penuh, yang merupakan praktik standar pada masa itu.
Saat itu diyakini secara luas bahwa es adalah ancaman kecil bagi kapal
besar dan Kapten Smith sendiri mengatakan bahwa ia tidak bisa
"membayangkan kondisi apapun yang akan mengakibatkan kapal tenggelam.
Pembangunan kapal modern sudah mengatasi semuanya."
Komentar
Posting Komentar